Minggu, 21 April 2013

Hari Kartini


SELAMAT HARI KARTINI 
Untuk para wanita di seluruh Indonesia
Semoga terus menjadi wanita yang cantik, berbudi luhur, cerdas dan berdedikasi tinggi.

Sabtu, 20 April 2013

Temu Kangen Planktoners

Sore hari ini kita ketemu dan menggila seperti biasanya. Tetap heran, diumur yang kesekian, oke tepatnya udah pada kepala dua, kelakuan masih aja umur tujuh belas! ha ha ha kita kan awet muda yaa *lupakan urusan umur*

Planktoners itu ada NENENG, TIA, MITA, AULIA, YUYU, PUPUT, ATHA dan IKO (saya sendiri) eh betewe kita bukan gank kok, cuma perkumpulan manusia aneh aja, suwwer kita bukan gank!! *emote jari telunjuk dan tengah*

Kita biasa-biasa aja, bukan sosialita yang tiap ketemu pada bawa kabar berita gadget terbarunya apa, pacar barunya siapa, baru pulang dari liburan mana, lagi ngikutin trend apa, eehh nggak. Kita ngumpul kebanyakan ngelawak, curhat tak tentu arah dan tuker-tukeran buku. Udah gitu aja, ngaro ngidul ngelepas rindu sambil makan sampai ngabisin waktu hampir 2-3 jam. Makannya bentar, ngobrolnya lamaaaa. Kebiasaan!

Tapi ketemu mereka itu gak pake kata bosan, malah tambah kangen.
Semoga next time kita bisa liburan bareng ya, girls :) *peluk satu-satu

Sorry, cowok yang di tengah gak masuk itungan hha

Kamis, 18 April 2013

Dua Lagu

Super kampret, malam ini malam terhoror seumur hidup *halah lebay* bukan karena hal-hal mistik kali ya, ini masalahnya gara-gara oper-operan Request lagu di @Star905FM bersama @putraa_15 dengan penyiar cantik adik tingkat kuliah dulu si @ayahati ha hahhha

Bikin ngakak mampus, sakit perut deh ujung-ujungnya *terus bagian horrornya dimana?*

Bagian horrornya waktu @putraa_15  request lagu dan salam nya buat saya, Aishhh jijay rasanya hha, walau itu cuma main-main, tapi denger langsung via radio itu ibarat kata lebih dari horror buat saya! *plak!!

Ehh saya juga request dua lagu favorit, Nih!

 
 
SAMMY SIMORANGKIR - DIA
Dia hanya dia di duniaku 
Dia hanya dia di mataku 
Dunia terasa telah menghilang
Tanpa ada dia di hidupku

Sungguh sebuah tanya yang terindah
Bagaimana dia merengkuh sadarku 
Tak perlu ku bermimpi yang indah 
Karena ada dia di hidupku

Ku ingin dia yang sempurna (yang sempurna) 
Untuk diriku yang biasa (yang biasa) 
Ku ingin hatinya, ku ingin cintanya 
Ku ingin semua yang ada pada dirinya

Ku hanya manusia biasa (yang biasa) 
Tuhan bantu ku tuk berubah (untuk berubah) 
Tuk miliki dia, tuk bahagiakannya 
Tuk menjadi seorang yang sempurna untuk dia

Ku ingin dia yang sempurna (yang sempurna)
Untuk diriku yang biasa
Ku ingin hatinya, ku ingin cintanya 
Ku ingin semua yang ada pada dirinya

Ku hanya manusia biasa (yang biasa) 
Tuhan bantu ku tuk berubah (tuk berubah) 
Tuk miliki dia, tuk bahagiakannya 
Tuk menjadi seorang yang sempurna untuk dia

 TULUS - TEMAN HIDUP 
 
Dia indah meretas gundah
  Dia yang selama ini ku nanti  
Membawa sejuk, memanja rasa
  Dia yang selalu ada untukku
 
Di dekatnya aku lebih tenang 
 Bersamanya jalan lebih terang
 
Tetaplah bersamaku jadi teman hidupku 
 Berdua kita hadapi dunia  
Kau milikku ku milikmu kita satukan tuju 
Bersama arungi derasnya waktu
 
Kau milikku, ku milikmu 
Kau milikku, ku milikmu
 
Di dekatnya aku lebih tenang 
 Bersamanya jalan lebih terang 

Tetaplah bersamaku jadi teman hidupku 
Berdua kita hadapi dunia 
 Kau milikku ku milikmu kita satukan tuju 
 Bersama arungi derasnya waktu
 
Bila di depan nanti  
Banyak cobaan untuk kisah cinta kita
  Jangan cepat menyerah
  Kau punya aku, ku punya kamu, selamanya kan begitu
 
Tetaplah bersamaku jadi teman hidupku 
 Berdua kita hadapi dunia  
Kau milikku ku milikmu kita satukan tuju  
Bersama arungi derasnya waktu
 
Kau milikku, ku milikmu 
Kau jiwa yang selalu aku puja

Lagi suka banget sama lagu yang diatas, sering diputer ulang sampai hapal deh. Padahal kan itu lagu lama. Heee 

Intip Info PKL #Part II


Hai, selamat malam jumat para frappes and lattes semuanya. Malam ini saya Cuma mau melanjutkan sisa postingan tadi malam yang kelarnya nanggung he he he

Are you ready?
Oke cekidot, cekipriiiww

6. Laboratorium Imunologi

Wiss terpampang nyata dong ya kira-kira di lab ini pada mau ngapain? Yap, udah pada pinter lah ya kalian, kalau yang kena shift di lab ini bakal berhadapan sama yang namanya pemeriksaan yang bersifat imun-imunan? He he

Sekali lagi, disini pun alat canggih tetap mendominasi. Cuman tetep sih, Analisnya kudu bisa yang ala-ala manual kampus. Ada kok pemeriksaan di sini yang ala-ala manual gitu, ya contohnya kayak HIV test strip atau Tes Urine Narkoba, nahh kudu manual kan? Selain itu juga ada, dan jangan khawatir, semua cara kerja tertempel di dinding. Tapi jangan sok tahu juga ya, kalau emang kurang begitu paham sama cara kerjanya, ditanya aja lah tetehnya. 

 Salah satu alatnya nih

Untuk sampel, biasanya kalian bakal disuruh ngambil ke POLI 27 (inget kan sudah dibahas di awal kemarin, sentral sampel darah bermula) ada sih pasien yang langsung dateng ke ruangan ini, tapi jarang.
Kalau sampel udah diambil di POLI 27, langkah pertama tetep ya pencocokan nomor yang tertera pada label tabung vacutainer dengan nomor yang ada pada blanko permintaan. Kemudian dicatet pada buku register yang ada di ruangan tersebut, terus dikerjakan sesuai dengan permintaan yang diminta.

Selayang pandang : Lab ini luas banget, disini kalau belum ada sampel biasanya bisa ngobrol sepuasnya ha ha ha


7. Laboratorium Kimia Klinik

Seperti halnya pada laboratorium Imunologi, sampel didapat dari POLI 27. Soo, kalian bakal disuruh ngambil sampel per 1-2 jam sekali ke bawah (Poli 27). Sumpah itu kegiatan paling menyenangkan! Karena bisa jalan-jalan bolak-balik cari penyegaran mata! Ha ha ha. Selain itu hal yang sama juga terdapat pada saat sampel sudah di bawa ke ruangan ini lagi, pencocokan nomor menjadi hal penting di semua laboratorium, sekali lagi untuk meminimalisir tertukarnya sampel ya.

Untuk kelompok yang shift di ruangan ini biasanya dibagi tiga kelompok kecil juga, ada yang mengurus sampel dengan tetek bengek pelabelan sampai melakukan sentrifugasi darah menjadi serum, ada yang mencatat registrasi nomor di buku yang sudah tersedia dan ada yang bekerja di ruang pemeriksaan buat ngebantu tetehnya memasukkan/memeriksa sampel. Semua prosedural pasti diberitahu secara rinci pastinya, silahkan diingat-ingat saja ya nanti he he he

Selayang Pandang : Lab Kimia Klinik merupakan Lab Favorite semua peserta PKL tahun tadi, karena disini sangat tidak membosankan. Selalu aktif bekerja dan semuanya kebagian tugas. Emm dan disini juga ada penampakan dr.Hendra Subroto yang gantengnya cetar membahana badai ha ha ha

3. Laboratorium Mikro

Deuh kalau disini rasanya pengen pake desinfektan setiap saat deh he he, namanya juga laboratorium mikrobiologi. Oke, lab ini sering juga disebut kamar 8 (kalau gak salah sih) kenapa kamar 8? Karena sesuai hitungannya (hahha, maksa dan kurang nyambung)

Di depan ada loket penerimaan sampel, yang paling banyak sih berupa dahak ya, karena mayoritas pemeriksaannya itu TBC, tapi ada juga sih kultur kuman. Biasanya sampelnya darah yang sudah dimasukkan ke dalam bactec. Pasti masih gak kenal bactec kan? Yuk sambil dibrowsing J

Di ruangan ini kalian bakal ada yang jaga di loket, di ruang kultur dan bikin uliran preparat TBC plus dengan pengecatannya.

Saran aja sih, buat yang kebagian jaga di loket, harus banyak nanya sama teteh-tetehnya. Kenapa? Karena agak sedikit riweuh, apalagi untuk pasien yang baru mau melakukan pengeluaran dahak pertama atau pasien yang mau periksa swab. Jadi daripada salah, mendingan bertanya dulu kan?

Saran juga buat yang kena bikin preparat TBC, kudu tabah deh ya kalau kebagian ngemban tugas ini, karena ngulirnya harus benar-benar perfect -__-

 Proses pengecatan

Selayang Pandang : Ah lab ini sebenernya membosankan di awal, karena gosipnya teteh-nya pada cerewet. Tapi akhirnya lab ini bikin jatuh cintaa :)

Tambahan lain :

1.   Selalu sedia sarung tangan dan masker sendiri, kalau bisa beli urunan satu kelompok. Di masing-masing lab sih ada, cuman gak enak aja kalau tiap hari kita kudu minta. 

2.      Cara kerja yang ada di masing-masing lab harus diingat/dicatat, enaknya sih difoto aja, untuk melengkapi laporan PKL. 

3.      Supaya di akhir PKL tidak kelabakan, alangkah baiknya jumlah pasien harian per masing-masing lab direkap secara kontinyu, karena per-kelompok nantinya akan mempersentasikan satu lab yang dimana itu lab pertama yang dimasuki atau lab terakhir atau bahkan mungkin random. Jadi intinya siap sedia setiap LAB he he 

4.      Di asrama biasanya juga disuruh mengerjakan laporan untuk masing-masing lab di buku laporan. Isinya mencakup cara kerja, prinsip kerja, hasil pemeriksaan, jumlah pasien aaahh mirip-mirip laporan ala kampus gitu, cuman ini lebih detail. 

5.      Terus paling tidak kita punya basic ilmu yang kuat yaa disana, karena sering teteh/ibu/bapak/aa nya suka nanya-nanya gituh soal cara kerja, kenapa ini dan kenapa itu (pastinya berhubungan sama ilmu ke-analis-an itu sendiri) 

6.      Tambahan lainnya nanti kalian temukan sendiri yaaa. Semangat! Selamat berjuang! 

Rabu, 17 April 2013

Intip Info PKL #Part I

Rabu malam, saya muncul lagi nih. Menuntaskan postingan tadi malam aja sih, bukannya malam tadi udah cukup ya? Itu cuma sekelumit aja, postingan ini sedikit tidaknya dapat memberi gambaran laboratorium-nya-yang bakal dimasukin para Analis yang mau PKL di RSHS.

Cekidot yuk, cekipriwwww ..

1. Poli 27 (Kamar 5)

Ruangan ini khusus buat sampling, emmm sejenis ruang plebhotomi gitu deh. Jadi disini ada "lapak-lapak" buat sampling, kalau tahun kemarin seingat saya ada 5-6 lapak sampling. Kalau beruntung dibolehin buka "lapak" baru loh kayak Arif Budiman. He he he

Jadi secara garis besar, ruangan ini tempat pertama dimana sampel darah bermula. 

Untuk sampling sendiri, seperti tahun-tahun sebelumnya para Analis selalu memakai tabung vacutainer (kecuali untuk anak-anak dan siapa aja yang vena-nya kecil, boleh memakai spuit biasa). Kenapa pake vacutainer? karena bervariasinya pemeriksaan yang akan dilakukan seorang pasien, sehingga memerlukan sampel darah yang cukup banyak dan bahkan menggunakan tabung vacutainer yang berbeda pula. Jadi kalian harus (minimal) ingat fungsi tiap tabung vacutainer yang berbeda warna itu! Yang merah buat apa, yang Ijo buat apa (Gugling aja deh yaaa). Kadang ada teteh yang iseng nanya, jadi kalian siap-siap aja.

Untuk tahun kemarin sih pada gak dibolehin sampling sama Analisnya yang disana, karena katanya takut "ngelepas" kita -ah entah saya lupa alasan spesifiknya apa- tapi kebetulan, kelompok saya (yang pertama kali masuk ruangan ini) bisa ikutan sampling, yah Alhamdulillah. rasanya beda lohh sampling pake spuit sama sampling pake vacutainer hahhaha

Selain sampling, kemungkinan besar kalian yang pada dapet shift di ruangan ini bakal di ajarin make alat Hematology Analyzer atau Cell Dyn 5000, disuruh bikin apusan darah tepi (sooo, bikin yang bagus yaaa hhaa) dan administrasi labelling di ruangan depan. Nanti semua prosedural pasti diberitahu sama teteh/aa/ibu/bapak yang ada di ruangan.

Oh iya, kalau gak kebagian bertugas di Poli 27 ini, bisa disuruh ke ruangan Hematologi di lantai emmm lupa! 2 atau 3 rasanya. Disana kita juga diajarkan beberapa pemeriksaan, aah tenang, semua pasti diajarkan kok :)

Selayang Pandang : teteh-teteh disini (kalau tahun kemarin sih) namanya pada mirip-mirip, jadi kalo ketuker sah-sah aja sih. Hehhe

**

2. Ruang Urine

Sesuai dengan namanya ya disini yang bakal diperiksa udah tau dong yaa, Urine! Ehh kadang ada sampel faeces sih, cuman jarang. 

Jadi yang kena shift ruangan ini, bakal dibagi dua kelompok kecil. Ada yang kebagian jaga di loket dan ada yang kebagian di ruangan pemeriksaan. Buat yang kebagian di loket sih siap siaga dengan sarung tangan plus masker yang tebal ya he he he, karena tugasnya nerima sampel urine dari pasien, melabel plus memberi nomor yang kemudian menuangkannya ke tabung sentrifuge khusus. Disini perlu kecekatan dan kecepatan karena pasien kadang datangnya rombongan, jadi hati-hati tertukar ya!!

Kalau yang kebagian di ruangan pemeriksaan, nanti disuruh buat masukin tabung sentrifuge yang sudah berisi urine tadi ke dalam sentrifuge kemudian memprosesnya, ada juga yang disuruh buat meriksa urine strip test, cuman alat yang ngebaca, hheee, pokoknya semua sifatnya yang prosedural nanti pasti dikasih tahu disana.

Selayang Pandang : Kalau disini (gak rolling), disini ada Pak Pedro yang baiiiikk banget. Bapak dari timur ini, kalau ngomong suka cepet dan suka guyon. Salah satu ruangan yang bikin betah :)

3. Laboratorium UGD 24 Jam

Karena namanya UGD, jadi semuanya dikerjakan secara cepat. Di ruangan ini hampir di dominasi alat-alat canggih. 

Jadi kalo sampel datang, langsung kita periksa pake alat sesuai dengan pemeriksaan yang tertera di blanko permintaan dan kemudian hasilnya di kroscek lagi sama para dokter PK (oke, semua hasil selalu di kroscek sama dokter PK yang bertugas di setiap laboratorium)

Disini juga ada lapak sampling, jadi siap-siap aja ya disuruh sampling :) 

Selayang pandang : ha ha ha waktu di Lab ini pengen cepet-cepet move ke lab berikutnya (kenapa? rahasia doong). Disini ada bapak Analis yang dari Banjar, jadi ada temen lawan bicara dari satu kampung hehe.

4. Bank Darah

Ahh ruangan ini dinginnya meraja-lela (karena kemaren baru dipasang AC baru) ha ha ha. Mungkin faktor dingin ini juga salah satu pendukung buat penyimpanan kantong darah (kan darah harus disimpan pada suhu minus).

Oke buat yang shift disini juga bagi-bagi tugas. Ada yang mem-barcode- kantong darah ; lalu ada yang diajarin crossmatch, deuuh kalau yang kebagian cross match kudu teliti deh yaa, karena kalau salah akibatnya bisa fatal. Soalnya kan darah itu mau di pakai buat transfusi.

Selain itu ada melabel kantong darah juga.

Selayang pandang : Kadang diruangan ini bisa berasa jadi resepsionist dadakan, soalnya kalau ada telpon bunyi disamping kita langsung disuruh ngangkat ha ha ha

5. Lab X.A

Ini lab sifatnya sama seperti lab UGD 24 jam, tapi lebih seperti lab khusus buat ruangan-ruangan inap di RSHS. Jadi pemeriksaan yang dilakukan di lab X.A ini sebagian besar hampir sama seperti pemeriksaan yang dilakukan di Lab UGD.

Disini juga ada loket yang fungsinya menerima sampel dari ruangan (loket bagian depan) dan loket pengambilan hasil (di sebelah kiri), saat sampel kita terima, langkah pertamanya adalah melakukan pencocokan nomor registrasi (eh nomor apalah?? lupaa he he) yang ada di blanko permintaan dengan nomor yang ada pada label sampel, karena untuk menghindari kesalahan nama dan nomor (booo disini terlalu banyak nama yang sama -__-)

Selayang Pandang : Cuma di lab ini yang ada shift pagi sama shift siang. Teteh-nya pada muda-muda. Euhh baik-baik semua :)

Selasa, 16 April 2013

Sebentar Saja

Setahun, dua tahun, atau beberapa tahun berikutnya pun kebersamaan waktu PKL itu selalu lengket di kotak kenangan.

Ini bukan perkara saya terlalu cinta sama kota itu, bukan (tapi pada dasarnya emang cinta sih)

Semuanya karena kalian :)


Alumni PKL

Hellow epribadeeeh!! *kibas-kibas selendang*

Entri kali ini khusus saya persembahkan buat para Analism yang pada mau berangkat PKL minggu ini. Cieehh. moga petuah-petuah ini gak songong ya buat dibaca sama kalian--malah kalau bisa bermanfaat-- 

Seperti tahun-tahun sebelumnya, kali ini PKL tetap dilaksanakan di RSUP dr. Hasan Sadikin Jawa Barat selama kurang lebih 1,5 bulan (kalau bisa 2 bulan juga gak papa ya? ha ha ha) Selama disana, dan sebelum berangkat kesana kira-kira apa sih yang perlu kalian tahu dan persiapkan? 

1. Koper jangan diisi hal-hal yang gak perlu

Barang yang kira-kira gak perlu ditinggal aja, semacam selimut, bantal, guling, kompor -eh- hhee, semuanya udah siap sedia kok disana. Mikir bantal disana pada kotor dan bau? enggak kok, semuanya bersih, selimutnya wangi pula (ya asal jangan kalian muntahin) 

Pokoknya masukkan hal-hal yang penting dan menunjang buat disana kayak seragam+Almamater (bawa sepasang krem plus item aja cukup kok) emm cukup buat yang rajin nyuci sih. Perlengkapan mandi lengkap, alat solat, obat-obatan, pakaian dalam, rangkuman materi *jaga-jaga* terus pakaian rumah, pakaian buat jalan dan sepatu buat pas Prakteknya ya jangan lupa. Biasanya juga disuruh bawa laptop (perwakilan kelompok buat ngerjain tugas/laporan sementara, lumayan juga bisa dibawa buat muter film hahhaha)

Nah sisanya silahkan isi sesuai porsi koper-nya masing-masing ya :)

2. Simpan uang di ATM aja

Kadang tempat perantauan belum tentu aman buat kita para pendatang, oke? jadi pastikan uang lebih save kalo di ATM. Tenang aja, disana ATM tersebar luas, jadi jangan takut deh ya tiba-tiba perlu uang dadakan. Tapi kalau mepet banget, berhutang sama teman sekamar boleh kok :p

3. Akur lah dengan semua teman

Disana baru berasa, pertemanan kita diuji *halah* eh seriusan?! kita kumpul satu atap hampir 24 jam selama 45 hari bareng-bareng, jadi pastinya sifat aslinya pada muncul semua. Siapa yang emang Humble, tukang pamer, ambekan, egois dan sebagainya. Usahakan lah semuanya selalu akur. Kalau ada sekelumit masalah oun selesaikan lah dengan kepala dingin, komunikasikan :)

4. RSHS 

Jarak dari asrama ke RSHS lumayan bikin betis berotot (itu kalau asrama PKL taun ini sama kayak kemarin) jadi sabar aja. Hari pertama kedua emang rada pegel, tapi selanjutnya riang gembira kok. Hehhe. Oia, jalan disana padat merayap kadang-kadang. Jadi hati-hati ya :) Bawa conterpain hhee

5. Laboratorium 

Kalaupun masih sama, ada 8 laboratorium yang bakal kalian masukin. Diantaranya : Poli 27 ; Lab Urine ; Lab. UGD 24 Jam ; Bank Darah ; Lab. XA ; Lab. Imunologi ; Lab. Kimia Klinik dan Lab. Mikro. Disana kita bisa merasakan canggihnya alat mendominasi pemeriksaan. Daann pastinya menemukan pembimbing Lab yang beragama (para Analisnya). Secara signifikan, semua teteh/ibu/aa disana baik kok. Tapi ada yang judes sih, hehehe jadi sabar aja. Wajar kok, kita mahasiswa pendatang dan numpang belajar pula :)

Kalau sudah disana, banyak-banyak aktifin diri ya :)

Disana juga kita bakal nemuin beragam pasien, dan rata-rata mereka ngomong pake bahasa Sunda. jadi jangan sok tau ya, kalau emang gak ngerti bilang gak bisa, atau panggil aja tetehnya. Dulu si Arif pernah salah soalnya ha ha ha

6. Tempat Wisata

Ahh untuk yang satu ini saya gak mau komentar banyak ahh, jadi kangen he he he. Siapkan uang berlebih aja, Bandung terlalu menggoda mata :)

 7. Belanja Oleh-oleh

Untuk masalah ini kalau bisa deket-deket hari kepulangan aja, emm jangan ngebet di awal gitu deh. Terus jangan kebablasan juga, kalau overload bagasinya silahkan tanggung sendiri :)

8. Pembimbing PKL *dosen*

Setiap minggu kan pada variasi nih dosen yang datang, tipikalnya beda-beda nih dosen. Yah pada tahu semua lah ya udah gimana di kampus, kemungkinan besar di Asrama bawelnya nambah ha haha ahaa

9. Apa lagi nih yang kurang??

Skill! Tunjukkan Analis kita memang berkualitas, jangan malu-maluin. Oke?

Udah gitu aja deh kayaknya. ada yang kelewatan gak ya??
Ganbatte!! *kalau berkenan, oleh-oleh buat penulisnya yaaaa* hhhe


Kaki di Kepala, Kepala di Kaki

Yaaaah, perasaan ini kok muncul lagi? perasaan seperti rayap sedang menggerogoti liver saya. Nyesek. Cuman masalahnya tetap seperti biasa, gak punya sebab-eemm aneh kan?-

Rasanya pengen jungkir balik, nangis sampai sesegukan atau teriak sampai suara serak. Ide briliant! tapi sayang gak ampuh tuh.

Ahh mungkin saya perlu cek ke psikater kali ya kapan-kapan?

Jumat, 12 April 2013

#SINIS

Yakin dia jodoh kamu, cyiin?? Kok aku enggak ya :)
Aku ribuan persen sangat yakin kalau dia cuma bakal jadi persinggahan doang, bukan pelabuhan terakhir kamu.

Masih nggak percaya?
Mikir deh ya dari sekarang, dia peduli kamu atau *aaahh terlalu jelas kalau ini dibahas*

Sekali lagi
Semoga kamu sadar kalau dia mau sama kamu karena kamu "ada apanya" 

Saya marah? Cemburu? Nggak lah yaaaa, buat apa? saya cuma sinis aja kok terus care sama kamu lebih tepatnya.

Cepat balik, kami kangen kamu yang dulu.

 

Kamis, 11 April 2013

#FindingSrimulat (Ini Bukan Review)


11 April 2013, itu gaung pertanda Film besutan Charles Ghozali secara formal tampil di bioskop-bioskop seluruh indonesia -eeemmm- tapi kayaknya aceh gak kebagian sih (dapat info dari kawan yang disana).

Tadi sengaja langsung menuju bioskop terjauh *karena provinsi tercinta ini cuma punya bioskop tunggal* Alhamdulillah bisa make Free Pass yang udah jauh-jauh hari dateng bersama novelnya (thanks to Gramedia dan Finding Srimulat) lumayan lah bisa  hemat Rp.40.000 *buset bener, tiket nonton disini bisa dapet kaos keren satu lembar*

Sayang banget, disini keadaan Finding Srimulat udah ada di teater paling pojok, teater delapan yang notabene mungkin filmnya gak bakal lama *so sorry to hear that* emang sih pada dasarnya konsumtif masyarakat terhadap film Indonesia disini, di Banjarmasin agak kurang -menurut kacamata saya- karena harga tiket yang lumayan bombastis terkadang bikin orang mikir untuk lebih memilih film luaraan yang mungkin dianggap lebih worth it (ah susah saya menjelaskannya). Oke disini saya lebih menyalahkan harga tiket sajalah! Cari aman. he he

Film ini dibuka dengan munculnya sosok Tessy dan Gogon yang sedang ribut mengeja MAGMA (PH Finding Srimulat ya ini kayaknya) dengan lafaz M-A-H-M-A dan M-A-G-M-A , btw saya pun gak tau yang mana yang benar ha ha ha. dan selanjutnya cerita pun bergulir dengan pengenalan tokoh utamanya Adika Fajar yang diperankan oleh Reza Rahadian (Oke, disini aktor kesayangan saya ini gantengnya tetep deh meluluhkan hati) terus Rianti Cartwright sebagai Astrid Lyanna, bininya Adika Fajar. Gak tau deh, selalu suka sama aksen bicara Rianti, lucu menggemaskan gitu buat saya. Kayak ada logat khas Rianti banget deh pokoknya.

Jadi singkat kata singkat cerita kan ya, Event Organizer tempat dimana Adika Fajar bekerja sedang mengalami kebangkrutan karena pengkhianatan rekan kerja nya si Jo Lim (Oke sebentar, saya sangat tidak suka gaya Fauzi Baadila disini, I don't know, cara dia membawakan dialog kok kayak lagi berpusi, bukannya dia tokoh antagonis? Helllooo, sorry yaa hhehe). 

Nah di saat galau ria antara pekerjaan dan keadaan Astrid yang hamil dan perlu uang buat operasi caesar, Adika Fajar secara tidak sengaja bertemu Kadir ketika mobilnya mogok tepat di depan warung soto milik Kadir. Karena emang dari sononya Adika ini udah ngefans banget sama Srimulat, maka secara tiba-tiba ia memiliki ide untuk membawa Srimulat pentas lagi, istilahnya come back gitu deh :) Namun, dalam film pasti ada konflik dong ya, nah disini rintangan perjalanan Adika Fajar membawa Srimulat menuju pentas itulah konfliknya. Lengkapnya nonton sendiri aja deh yaa.

Secara keseluruhan film ini bagus, tapi saya cuma bisa kasih 3 bintang dari 5. Karena ada beberapa bagian yang menurut saya harusnya lebih bisa dieksplorasi *booo, omongan saya canggih betul* ha ha ha
Paling ngakak itu waktu adegan cek-cok nya Gogon sama istrinya, aseli itu ya pas banget! 
Paling susah mikir itu kalau ada adegan yang pake ngomong bahasa jawa, astaga bengong sebengong-bengongnya, harusnya ada translate nih, Hehhhe
Paling romantis itu ya adegan Adika sama Astrid itu sendiri, cieee ciee, sukaa gesturenya abang Reza Rahadian yang selalu natural.
Paling woow itu waktu adegan di stasiun balapan, keren deh. Rasanya pengen ikutan nari juga.
Paling merinding itu pas di bagian akhir, saat semua anggota Srimulat menyemangati Adika Fajar untuk tetap meneruskan pementasan. Gak tau kenapa, sejak awal nonton trailernya pun saya berkali-kali merinding di bagian ini.

Dan yang paling mengherankan, saya gak beranjak dari kursi sampai credit tittle di akhir benar-benar habis bergulir. Sumpah ini rekor! baru pertama kali seumur-umur. Terpampang sedikit memoar anggota Srimulat yang udah "pamit pulang" duluan, terus beberapa potongan behind the scene, oke dan saya tetap mengagumi aktor favorit saya itu, He he he

Akhir kata : Selamatkan Indonesia dengan Tawa
Selamat dan sukses buat semuanyaa.
Peluk cium :*


Selasa, 09 April 2013

Untittle Part III (Last Part)

     Mau tahu kapan Ekta berubah menjadi bocah yang menyebalkan? Ketika ia sudah mulai mengerjai Sonya atau aku. Ekta kalau sudah merasa bosan dengan aktifitasnya di rumah, ia bisa berubah menjadi super duper menyebalkan. Kadang pun ia masih bisa merengek bak anak kecil (eh dia kan memang anak-anak ya?
     Ekta pernah mengagetkanku waktu aku sehabis mengambil wudhu di kamar mandi dan keluar sambil berteriak histeris karena melihat satu muka kingkong nyengir di hadapanku. Iya, itu Ekta! Aku baru sadar setelah aku menutup muka kemudian mendengar suara orang tertawa lantang tiada henti. Ekta menertawakanku sejadi-jadinya. Rupanya kegagetanku barusan benar-benar membahagiakan hidupnya. See, Ekta juga bisa menyebalkan bukan?
     Yang paling parah dan satu kali Ekta membuatku marah total saat ia menaruh cicak karet di dalam helm ku. Ekta tahu aku benci binatang itu, benci, benar-benar benci. Tapi sialnya, ia sukses besar membuatku berteriak lagi seperti orang kesurupan ketika tanpa sengaja aku kejatuhan cicak karet sialan itu sesaat sebelum memasang helm di kepala. Gara-gara kejadian itu, Ekta dimarahi dokter Anna, mamanya dan kemudian disuruh meminta maaf kepadaku.
     “Aimi, sorry ya. Kemarin Cuma bercanda kok,” Ekta meminta maaf padaku sambil nyengir-nyengir tak menyesal.
     Tapi bercandamu kelewatan, Nak!
     Aku masih diam, tak menjawab permintaan maafnya. Ia mendekat dan duduk di sampingku.
     “Please, Aimi. Aimi kan baik, cantik pula,” Ia mengedipkan sebelah matanya. Genit.
     Sial, belajar dari mana sih anak ini ngerayu.
     “Oke dimaafkan, tapi jangan diulangi lagi ya.” Akhirnya aku buka suara, menjawab dengan datar.
     “Oke Aimi, salaman dulu ya,” ia menyodorkan tangannya. Tanpa curiga kubalas menggenggam tangan kecil itu. Tapi kok berasa dingin dan lengket? 
     “Oh, God! Ektaaaaaaaa. Awas kamu yaaaa!!!” Ekta melepas genggamannya tiba-tiba dan kemudian lari sambil tertawa, ia sukses mengerjaiku  dengan cicak karet kampret ini untuk yang kedua kalinya. Aku melempar cicak karet itu ke dinding, segera berlari ke wastafel untuk mencuci tangan sambil bergidik jijik.
***
     Sekarang sudah hampir dua bulan aku tidak bertemu Ekta, karena aku baru saja menyelesaikan proyek penelitian bersama tim peneliti dari perkumpulan Alumni kampusku dulu. Karena proyek itu juga aku harus izin di tempat praktek dokter Anna, untung ada asisten pengganti sementara.
     Rasanya sudah kangen berat sama Ekta, denger-denger dari mamanya sih Ekta sempat kelimpungan nyari aku selama masa izin itu. Ekta sudah mau masuk SMP deh ya kayaknya? Soalnya bulan lalu ujian nasional tingkat SD baru saja digelar.
     Aku memarkir motorku di tempat biasa. Dokter anna menjemputku di teras, nampak antusias. Mungkin sudah kangen berat sama asistennya ini.
     “Duh, kangen banget saya sama asisten kayak kamu, Mee,” Tuh kan, bener!
     “Hehe, dokter bisa aja” aku tersipu, nyengir dan ge-er karena sudah dikangenin. Kira-kira Ekta kengen juga gak, ya?
     “Ekta sama Sonya mana, dok?”
     “Sonya ada tuh di kamar, lagi nonton Barbie sama sepupunya. Kalau Ekta sudah dianter tuh.”
     Diantar? Apa maksud dokter Anna kalau Ekta sudah diantar? Diantar kemana? “Dianter kemana maksud nya dok?”
     “Loh kamu nggak tau yah, Ekta sekarang masuk  asrama di SMP Budi Bhangsa, jadi baru bisa  pulang enam bulan lagi.”
     Jelaslah aku baru tahu sekarang, memangnya aku update berita Ekta setiap hari? Duh, tapi kok rasanya aku kayak baru kehilangan satu barang yang penting setelah mendengar statment itu ya?
     “Oh iya, Ekta ada nitip surat sama kado gitu buat kamu, Aimee. Sebentar ya, saya ambil dulu.” Dokter Anna lalu meninggalkanku di Teras. Aku masih menuggu, enggan beranjak. Beberapa menit kemudian dokter Anna kembali dengan membawa surat beserta satu kotak kado kecil dengan bungkus berwarna perak, “Ini Aimee, silahkan baca aja dulu. Saya tunggu di ruang praktek ya, kita kerja bersama lagi hari ini.” Aku menyambut surat dan kado kecil itu dan membuka perlahan amplopnya. 
 Aimi, aku pindah sementara dulu yaa, nanti kita ketemu lagi. Terimakasih selama ini Aimi sudah mau ngebantuin aku. Maaf juga kalau aku sering jahilin Aimi, Salam damai.
Love You, Aimi.
     Sampai bagian ini aku masih terharu, tapi note kecil dibawahnya membuatku sedikit runtuh.
Note : Aimi, kayaknya aku lagi suka sama temenku deh, namannya Jasmine, dia pintar main piano, dan aku seneng ngintip dari jendela kalau dia sedang main piano di ruang kesenian. Sttt, jangan bilang sama mama ya Aimi, besok Jasmine ulang tahun. Bisa kan kasih kado yang Aimi pegang sekarang sama dia? Thanks Aimi. *Aimi pasti baik hati mau bantu aku.
     Aku tersenyum menyadari ternyata seorang Ekta sudah remaja sekarang, sudah bisa naksir cewek juga. Tapi pede banget sih bocah ini bilang aku pasti mau bantu dia. Isshhh, siapa dia coba? Yang lagi suka sama Jasmine kan dia, kenapa jadi aku yang repot? Aku tiba-tiba membatin tak keruan, tapi kenapa aku harus sewot? Aku menimang kado kecil ini lagi, menerka-nerka, jangan-jangan isinya ketupat pita warna-warni juga. Oke, besok aku akan memberikan kado ini kepada Jasmine-nya Ekta itu.
     Aku kembali tersadar setelah membaca surat itu untuk yang kedua kalinya, Ekta terlalu tidak pintar untuk menulis surat perpisahan, mana ada isi notenya lebih panjang ketimbang isi suratnya sendiri. Payah. Tapi akhirnya aku tertawa sendiri sambil beranjak masuk ke ruang praktek dokter Anna. Sumringah. Perasaan itu pun luruh seketika, perasaan itu berhenti bermain-main disini, dihatiku.
 

#KamseupaySyindrome


Ikutan Trend #KamseupaySyndrome nya si Comic Stand Up Comedy 3 @TretanMuslim 

Lucu aja sih, banyak (khususnya para #EverLastingMuslim -sebutan untuk fans Muslim-) yang ngupload gaya khas ini kemudian di mentionkan ke akun @TretanMuslim. Dan kebanyakan sih pasti dibales dengan kalimat andalan #StendingOvesen #WhatTheFugh dsb, heran sih cak Muslim ini minim kosakata banget buat ngebalasnya. hahha

 Pencetusnya yang disebelah kanan, yang kiri itu cak menegernya (tepatnya sih soulmatenya kali ya)

Kenapa sih saya ikutan suka dan ikut tergabung sama #EverLastingMuslim?
Alasannya gak tau. Ganteng? nggak tuh. ha ha, masih gantengan Reza Rahadian. Uhuk. Tapi suka aja sama gaya stand up nya cak Muslim yang smart, lucu, norak dan pastinya kamseupay. hahaha. Padahal basicnya dia seorang perawat di kampung halamannya di Madura sana, seorang K-popers sejati, trus katanya jualan Quick Sate (entah yang ini dia ngibulin saya atau nggak -_-)

Materi stand up nya di setiap episode selalu matang, dan kadang nyindir juga sih. Memang harus begitu kan? Stand Up bukan hanya untuk bahan tertawaan semata, tapi ada point khusus yang harus disampaikan (baru dapat pencerahan karena habis baca buku Om pandji, Merdeka dalam Bercanda)

Tapi sayang cak Muslim close mic di 6 besar (padahal awalnya saya yakin dia pasti masuk 3 besar), yang dimana pada saat itu bit/materinya bagus tapi disampaikan dengan performa yang minus. Sempat kaget sih, jagoan saya ini akhirnya dipulangkan. Tapi kata cak Muslim sendiri "I just back off one step, move on two steps" Ha ha, artinya dia gak sedih. Karena panggung Stand Up itu bukan hanya di perhelatan #SUCI3 doang, panggung itu bukan cuma di TV dan berkarya nggak harus jd juara :)

Akhir kata : Kamu selalu jadi juara-nya dalam hati #ELM cak! Semangat! Ku tunggu kau di kotaku. *kode*

Semoga yang baca gak ikutan kamseupay kayak saya dan pencetusnya ya.
Peluk cium :*

Senin, 08 April 2013

Untittle Part II

     “Aimi, aku ingin bertanya PR matematika ini. Bisa bantu nggak?” Ekta tiba-tiba masuk ruang praktek mamanya yang kebetulan memang jam praktek malam ini sudah habis, kemudian menghampiriku yang masih sibuk mensterilkan alat.
          Sebelum aku menjawab, dokter Anna sudah menyela “Aunty Aimee, Ekta. Namanya Aunty Aimee, kamu nggak sopan kalo panggil ‘Aimi’ seperti itu lagi.” Ekta menunduk. “Lagian Aunty sedang sibuk, kamu belajar sendiri dulu ya.”
        “Nggak apa-apa, dok. Sebentar lagi saya selesai, nanti saya bantu Ekta,” Aku menjawab ringan, membela Ekta.
           “Nanti kamu pulang kemalaman loh, Aimee. Biar saja Ekta nanti saya yang bantu.”
        “Sekali lagi nggak apa-apa, dok, biar saya bantu Ekta sebentar,” aku meyakinkan dokter Anna dengan tatapan tenang-aja-saya-bisa-dan-tidak-terbebani-sama-sekali.
         Dokter Anna mengangkat bahu sambil menghela nafas seolah berkata terserah kamu saja lah. Ekta tersenyum puas seolah senyumnya itu pun menterjemahkan kalimat Thanks, Aimi. Kamu baik banget  deh. Oke berlebihan, kalimat terakhir itu hanya terjemahan bodohku saja.
      Aku hampir lupa menceritakan kalau Ekta sering kali memintaku membantunya mengerjakan PR atau menemaninya belajar sebentar dikala pasien mamanya sedang sepi atau sehabis praktek. Selama aku bisa sih, selama tidak sedang sibuk juga, lumayan bisa mendekatkan diri sama bocah ganteng itu.
***
          Kalian mungkin tahu perasaanku ini hanya perasaan kesepian biasa, oke kasarnya “jomblo ngenes” yang membuatku sedikit sinting, sehingga bisa menyukai anak 12 tahun seperti Ekta. Dan kalian juga mungkin yakin, kalau saja aku sudah bertemu seorang “sosok” yang benar-benar aku cari, aku tidak akan menjadi kurang waras seperti ini lagi kan? Iya kan? Jadi jangan pernah mengira aku seorang pedofil ya. Thanks, ini hanya perasaan main-main.
***
        Namun terkadang Ekta pernah membuat perasaaku ini seperti bukan perasaan main-main, perasaan gila yang semakin merambat di hati. Seolah-olah perasaan suka itu benar-benar mencengkram dan memenuhi isi kepala. Sempat terfikir ingin rasanya aku berubah menjadi bocah seumuran Ekta, biar kita bisa tumbuh bersama. Tapi itu nyatanya TIDAK AKAN PERNAH MUNGKIN!
         Hari itu, aku sudah memanaskan motor segera beranjak pulang. Sedangkan Ekta baru saja pulang dari sekolahnya, ia menuruni mobil dengan wajah riang seperti biasa.
          “Aimi, jangan pulang dulu. I have a special gift for you. Kata mama, Aimi ulang tahun hari ini kan?”
          Oh Tuhan, aku bahkan lupa hari ini aku ulang tahun. Ekta berjalan ke arah motorku, aku enggan turun, kubiarkan saja ia yang mendekat. Entah special gift apa yang ia maksud, spekulasi bermunculan. Jangan-jangan anak ini mau mengerjaiku. Kadang Ekta sumpah bisa sangat menyebalkan!
          “Apa?” aku hanya menanyai Ekta dengan tiga huruf singkat itu. Tumben aku sok judes.
       “Coba lihat deh, aku tadi bikin ini di sekolah buat Aimi. Khusus buat ulang tahun Aimi.” Ekta memamerkan ketupat mini yang terbuat dari anyaman pita warna-warni. Disusun seperti tersambung dengan seutas tali, membentuk untaian ketupat-ketupat mini beraneka ragam warna.
          Aku ternganga, terpaku sebentar. Mengingat-ingat, apakah ini sedang bulan Ramadhan dan esoknya mau lebaran? Tapi seingatku tidak, dan ramadhan pun masih lima bulanan lagi. Lalu apa hubungan ketupat dengang ulang tahun?
        “Bingung ya, Aimi?” Ekta menanyaiku seolah dapat membaca isi kepalaku. Aku hanya mengangguk. “Ulang tahun kan identik dengan sesuatu yang warna-warni, Aimi. Tadi aku ada pelajaran keterampilan menganyam ketupat dari pita, kebetulan aku ingat Aimi hari ini ulang tahun. Jadi aku bikinkan ketupat warna-warni ini sebagai kado untuk Aimi”
         Aku masih melongo, masih tidak mengerti. Tapi tiba-tiba Ekta membalikkan untaian ketupat itu dengan arah sebaliknya, ternyata oh ternyata dibalik ketupat (yang sebelumnya arahnya menutup ke arah badan Ekta) itu ada tulisan HAPPY BIRTHDAY AIMI. Ditulis menggunakan spidol berwarna hitam dengan huruf kapital yang miring-miring khas tulisan Ekta.
        Aku menutup wajah, sedikit terharu. Anak ini benar-benar menyihirku, “Makasih banyak ya,  Ekta. Kadonya bagus banget.”
       “Yeah, bagus dong pasti. Apa yang aku bikin pasti bagus.” Ekta mulai narsis, membanggakan hasil prakarya ketupatnya itu. Aku tertawa seraya membatin, “Ekta, kenapa kita nggak lahir barengan aja sih?”